Ketika si kecil sudah siap untuk menerima makanan pendamping Asi, tentunya kita sebagai orangtua sangat antusias banget ya Moms. Apalagi ketika Mpasi pertama mencoba hal-hal baru makanan apa yang paling favorit nih buat buah hati.
Para momay kadang bingung menu mpasi apa saja, dan pasti ingin memastikan apa yang masuk mulut mungilnya yang benar-benar sehat, higienis, dan bergizi ya Moms.
Jangan Asal masuk aja ya Moms, karena sangat disayangkan ketika makanan yang masuk tidak bersih atau tidak sesuai standar gizi, justru pengaruhnya akan lebih besar dan juga dikhawatirkan berdampak buruk untuk si kecil nantinya.
Makan adalah suatu proses belajar, sehingga perlu dipahami prinsip pemberian makan agar hasilnya dapat optimal.
Diperlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi yaitu dengan memilih makanan yang seimbang antara makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien diperlukan dalam jumlah yang lebih besar (karbohidrat, protein, lemak) sedangkan mikronutrien diperlukan dalam jumlah kecil namun diperlukan untuk kesehatan yang optimal (vitamin dan mineral).
Seperti kita ketahui bahwa peranan gizi yang baik untuk anak akan memaksimalkan tumbuh kembang pada anak tersebut. Ini menjadi hal yang serius karena kekurangan gizi atau gizi kronis akan mengakibatkan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen (9 juta balita).
Penanganan stunting menjadi prioritas pemerintah sebab perkembangan anak yang tidak maksimal akan menjadi cermin masa depan Indonesia.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Apakah Stunting itu berbahaya?
Anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes, dan obesitas.
Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.
Ciri- ciri umum stunting :
Ciri-ciri umum stunting pada anak dapat terlihat dari perawakan anak yang kerdil saat mencapai usia 2 tahun, atau lebih pendek daripada anak-anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama.
Selain pendek atau kerdil, anak yang mengalami stunting juga terlihat kurus.
Penyebab Stunting
Penyebab utama Stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Selain itu, anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi selama masa tumbuh kembangnya juga bisa mengalami stunting.
Faktor risiko stunting
Stunting pada anak pada anak, beberapa kondisi yang meningkatkan risikonya mengalami stunting adalah:
- Mengalami penelantaran
- Tidak mendapatkan ASI eksklusif
- Mendapatkan gizi MPASI yang berkualitas buruk
- Menderita penyakit yang menghalangipenyerapan nutrisi, seperti penyakit TBC, anemia, penyakit jantung bawaan, dan infeksi kronis.
Gejala Stunting
Lalu gejala awalnya seperti apa sih Moms yang perlu kita perhatikan pada tahap tumbuh kembang si kecil?
Gejala stunting sering tidak disadari, karena anak hanya diduga memiliki tubuh yang pendek. Meski demikian, gejala stunting umumnya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun.
Kapan kita perlu khawatir dengan gejala- gejala awal yang di timbulkan dari stunting?
Gejala yang menunjukkan anak mengalami stunting adalah:
- Tubuh anak lebih pendek dibandingkan standar tinggi badan anak seusianya
- Berat badan anak bisa lebih rendah untuk anak seusianya
- Pertumbuhan tulang terhambat
- Mudah sakit
- Gangguan belajar
- Gangguan tumbuh kembang
Bila menderita penyakit kronis, anak dengan stunting bisa mengalami sejumlah gejala berikut:
- Tidak aktif bermain
- Batuk kronis, demam, serta berkeringat malam hari
- Tubuh anak membiru ketika menangis (sianosis)
- Sering lemas
- Sesak napas
- Ujung jari berbentuk seperti tabuh (clubbing finger)
- Bayi tidak dapat menyusu dengan baik
Gejala ibu hamil yang mengalami stunting :
- Anemia
- Berat badan yang tidak bertambah
- Mudah sakit
Kapan harus periksa ke dokter?
Apa bila ada gejala seperti yang di sebutkan beberapa diantaranya di atas, Kapan harus ke dokter?
Segera ke dokter jika tinggi badan anak Anda tampak lebih pendek dari anak seusianya, terutama bila anak mengalami gejala yang disebutkan di atas.
Selain itu, pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan tumbuh kembang anak perlu rutin dilakukan oleh dokter atau diperiksa di posyandu.
Bagi anak berusia di bawah 2 tahun, pemeriksaan perlu dilakukan setiap 1–2 bulan sekali. Sementara itu, pemeriksaan untuk anak usia di atas 2 tahun dilakukan setiap 1 tahun sekali.